Trip to Bangkok and Singapore (part 1) - BTS and MRT
Hiii everyone!
Pada post kali ini aku mau cerita tentang pengalamanku liburan ke Thailand dan Singapura. Akan dibagi jadi beberapa part ya. Jadi bulan Agustus 2016 kemarin aku dan travelmate –yang bisa juga disebut pacar – liburan ke dua negara itu. Daripada disebut backpacker (karena kami emang cuma bawa ransel), mungkin akan lebih tepat disebut flashpacker(karena kami berlibur dalam waktu yang singkat namun cukup efisien).
Perjalanan kami dimulai dari Bogor ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) dianter camer (ceilah..). Sampai di bandara, cek in ke imigrasi dan segala macem, dan tibalah penerbangan kami menuju ke Bandara Internasional Don Mueang (DMK) di Bangkok. Perjalanan CGK-DMK kurang lebih 3,5 jam dan ga ada perbedaan waktu antara Jakarta dan Bangkok. Di pesawat kami diberi formulir yang harus diisi untuk keluar imigrasi di Bangkok, tapi kami berpikir untuk mengisinya nanti ketika sudah sampai imigrasi.
Flashpacker mode on
Sampai di DMK sekitar jam 16.20, kami langsung ke imigrasi, dan sampai di sana antriannya banyak juga. Yaudah ngisi form dulu, tapi ternyata gak ada pulpen di sana sodara-sodara! Mana kami juga kelupaan ga bawa. Akhirnya kami meminjam dari seorang penumpang lain. Pesan moral: don’t forget to always bring your pen and notes everywhere and every time you go.
After lolos dari imigrasi, kami langsung keluar bandara karena emang ga ada bagasi. Pertama-tama kami nyari sim card turis untuk kepentingan nyari jalan dan update di sosmed tentunya. Sim cardini banyak yang jual di bandara, waktu itu aku beli harganya 299 baht (1 baht=385 rupiah) buat paket data 7 hari. Nanti petugasnya yang ngurusin aktivasi, kita mah tinggal pake aja. Tujuan selanjutnya adalah ke pusat kota Bangkok. Jadi DMK ini posisinya di utara pusat kota. Untuk ke kota ada beberapa cara. Bisa naik taksi, nyewa kendaraan (fyi ada banyak rental mobil di depan bandara), dan yang paling murah: naik bis! Pasti kami memilih metode terakhir, selain menghemat, kami juga mau nyobain semua moda transportasi yang ada, trus dibandingin deh sama Indonesia punya.
Karena kami ga nemu-nemu nyari petunjuk, nanya deh ke security, orangnya baik, kami langsung dianter ke tempat nunggunya dan ketika busnya dateng beliau juga ngasi petunjuk. Kami naik bus A1 menuju ke Mo Chit, karena disana ada stasiun BTS yang bisa mengantar kami menuju ke penginapan. Biaya naik bus cuma 30 baht aja loh, murah kan.. Nanti petugasnya yang bakal narikin duit ke kita, dengan cara yang unik –tapi sayangnya ga sempet di foto –, jangan lupa juga bilang ke petugasnya kalo mau turun di Mo Chit. Kondisi busnya udah cukup tua, macem Kopaja yang ada di Jakarta gitu lah, tapi jangan salah, ada ACnya loh, jadi kita ga merasa kepanasan di dalem bus.
Sampe di Mo Chit belom terlalu gelap, jadi kami memutuskan buat jalan-jalan dulu. Di sana ada taman yang rameee banget, mungkin karena weekend ya. Waktu itu lagi booming banget tuh Pokemon Go, di taman banyak banget anak muda yang main, ada juga sih yang pacaran. Ga nemu yang menarik, yaudah kami ke stasiun aja, eh tapi di stasiun kami nemu petunjuk ke Chatuchak Weekend Market, pasar kaget yang cuma ada pas weekend dari siang sampe sore. But, surprise surprise… ternyata masih buka tuh. Yaudah kami muter-muter dulu di sana, sekalian cari makan, jajan-jajan, beli payung yang sangat berguna di kemudian hari –meskipun sekarang udah ilang payungnya hiks–, tapi kami ga beli oleh-oleh sih di sini. Udah malem, banyak lapak yang udah tutup juga.
Suasana Chatuchak Weekend Market
Karena udah gelap dan capek, kami berniat menuju penginapan. Paling enak sih naik BTS karena penginepannya di deket stasiun BTS Chong Nonsi. Tapi ternyata, kami malah salah masuk stasiun, kami masuk ke stasiun MRT, yang memang di Mo Chit ini ada stasiun MRT dan BTS. Kami baru sadar kalo salah setelah sampe di loket. Yaudah, kami naik MRT aja trus transit ke BTS di stasiun berikutnya. Biar ngga bingung dan ngga salah naik kaya kami, ini sedikit penjelasannya.
Transportasi perkeretaan jarak dekat di Bangkok ada tiga, MRT (bawah tanah, macem subway), BTS (di atas), dan airport rail link (kalo dari kota mau ke Bandara Suvarnabhumi-BKK). Berikut petanya:
Peta BTS, MRT, dan airport rail link (sumber)
Stasiun MRT di Bangkok udah bagus menurutku, rapi, bersih, dan teratur. Jalur masuk-keluar kereta di atur, trus ada pembatas antara rel kereta sama ruang tunggu, jadi ga ada tuh ceritanya orang nyebrang rel sembarangan. Nih fotonya:
Stasiun MRT Mo Chit *pardon our face
Kondisi di dalem keretanya juga enak, meskipun kami ga dapet tempat duduk, tapi kondisinya bersih dan ACnya berasa banget. Sayang ga sempat di foto. Karena kesalahan kami tadi, akhirnya kami turun di Stasiun Silom trus lanjut naik BTS di Stasiun Saladaeng yang memang kedua stasiun ini jadi tempat transit antara MRT dan BTS. Kalo stasiun BTS sendiri, dia posisinya di atas dan di ruangan terbuka, jadi ga pake AC, tapi tetep nyaman sih. Untuk BTS kita mesti self-service nih, beli tiket sendiri dengan cara masukin koin ke mesin, trus nanti keluar deh tiketnya. Kalo ga punya koin tenang aja, ada loket dimana kita bisa nuker uang di situ.
Setelah selesai ama kereta, kami masih musti jalan ke penginapan. Suasana jalanan di Bangkok sendiri mirip ama Jakarta, macet-macetnya di jalan utama, tapi bagusnya, ga ada tuh suara-suara klakson yang memekakkan telinga. Di sana orang-orang tetep anteng aja nunggu waktunya jalan, padal macetnya panjang juga lho.
Sekian dulu ya postnya, bakalan disambung di post selanjutnya. Ciao!
Comments
Post a Comment