Seharian di Enoshima, Makan Es Krim Teri Sampai Eskalator Berbayar

Hai semuanya! Sebelum tahun 2020 berlalu dan rencana update blog lebih rutin hanya menjadi wacana, jadilah blogpost ini terpaksa diterbitkan. Jadi sebenarnya sejak bulan April 2019 aku tinggal di Jepang untuk melanjutkan studi. So, blogpost-blogpost selanjutnya akan (sementara) diisi oleh cerita-ceritaku selama di Jepang.

Kali ini aku mau cerita tentang liburanku ke Pulau Enoshima, sebuah pulau kecil di Prefektur Kanagawa yang terkenal sama pantai dan ikan terinya. What? Ikan teri? Yes, jadi ikan teri alias shirasu ini lumayan ikonik di Pulau Enoshima, selain seafood lainnya karena emang di sini deket sama laut. Untuk kalian yang pengen daytrip dari Tokyo, bisa banget nih pergi ke Enoshima. Tanpa banyak basa-basi lagi, yuk cekidot, gaes!


Main gate Pulau Enoshima

 

TRANSPORTASI

Untuk menuju ke Pulau Enoshima ini, kita bisa naik kereta Odakyu Line dari Shinjuku dan menempuh perjalanan sekitar 1.5 jam. Nanti kita akan turun di Stasiun Katase-Enoshima dan menyeberang ke Pulau Enoshima menggunakan jembatan. Atau bisa juga menggunakan jalur kereta lain dan turun di Stasiun Enoshima, tapi tetep mesti nyebrang jembatan ya, karena di pulaunya sendiri nggak ada transportasi umum.

            “Hah? Nggak ada transportasi umum? Emang nggak capek kak muter-muter gitu?”

Yap, pulau ini kecil banget dan kita bisa banget jalan kaki untuk muterin pulau. Namun, karena kontur pulau ini cukup rapat, jadi jalannya didominasi oleh tanjakan dan tangga. Eits, sebelum mengeluh, aku mau kasih tau satu hal yang menarik di Enoshima. Karena jalan yang naik-naik ke puncak gunung ini, di Enoshima ada eskalator berbayar yang dikenal dengan “ESCAR”.

            “Masa naik eskalator aja bayar kak, di mall-mall itu aja gratis.”

Bisa dibilang si ESCAR inilah ‘transportasi umum’nya Enoshima. Kalau mau yang gratis ya jalan kaki aja, butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai ke puncak. Sedangkan kalau pakai ESCAR cuma butuh waktu 5 menit aja. ESCAR ini sengat membantu, apalagi kalau kita pergi ke sana saat musim panas atau berlibur bersama orang tua. Eskalator ini terdiri dari 3 bagian di mana harga untuk bisa menaiki ketiganya membutuhkan 360 yen. Nah, kalau misalnya kalian ingin sekalian mengunjungi beberapa spot lain, bisa juga membeli Enopass seharga 1000 yen untuk mendapatkan akses masuk gratis ke Enoshima Samuel Cocking Garden, Enoshima Sea Candle dan Iwaya Caves.


Enopass

 

MAKANAN

Seperti yang udah aku bilang sebelumnya, Enoshima ini terkenal sama seafoodnya, terutama shirasuNggakcuma sebagai makanan berat, tapi juga sebagai cemilan juga. Untuk makanan beratnya, yang ikonik adalah shirasudon, yaitu rice bowl macam Yoshinoya gitu, tapi bedanya lauknya bukan daging sapi, tapi shirasu alias ikan teri. Nah, kalau mau makan shirasudon ini gampang banget, hamper setiap restoran yang ada di Enoshima ini pasti jual si shirasudon ini. Seperti seafood yang ada di Jepang pada umumnya, kita bisa pilih shirasunya mentah atau mateng (dikukus atau direbus gitu lupa).


Shirasudon

Kalau misal mau cemil-cemil cantik nih, ada beberapa cemilan menarik yang bisa dicoba di Enoshima, seperti senbe alias rice cracker berbahan seafood, ada udang dan gurita, yang terkenal sih yang gurita atau tako. Selain itu, ada juga kroket isi shirasu dan yang paling nyleneh yaitu es krim ikan teri.

            “Hah? Es krim ikan teri? Gimana tuh rasanya?”

Banyak banget nih yang nanyain ini waktu aku ngepost ini di Instagram Story. Jadi ini tuh soft ice cream gitu, pilihan rasanya ada dua, green tea sama mix green tea-vanilla, terus di atasnya ada taburan shirasu alias si ikan teri ini. Rasanya gimana? Shirasu nih sebenernya gak asin banget kaya teri yang ada di Indonesia gitu, lebih ke gurih dan plain sih malah, jadi rasa es krimnya ya tetep manis-manis aja dan ga terganggu sama rasashirasunya. Untuk es krim shirasu sama kroket isi shirasu ini cuma ada di deket main gate Enoshima.


Es krim shirasu

 

TEMPAT WISATA

Untuk pulau sekecil ini, tempat wisata yang bisa dikunjungi ada banyak, lho! Ketika pertama kali menjejakkan kaki di pulau ini, kita bisa mendapati jajaran toko makanan dan oleh-oleh di sepanjang jalan. Setelah menyusuri jajaran toko ini, kita akan menemukan salah satu kuil Shinto alias jinja dan tempat-tempat wisata lain. Nih aku certain lagi untuk lebih jelasnya.

Kuil Enoshima

Kuil ini terdiri dari tiga kuil kecil yang letaknya terpisah-pisah di pulau ini. Konon katanya, dulunya kuil ini cuma ada satu dan letaknya di dalam Gua Iwaya, yaitu gua yang lokasinya di tepi laut. Tapi karena pasang-surut air laut, hal ini membuat kuilnya jadi sulit diakses. Jadilah kuilnya ‘dipindahkan’ dan lokasinya disebar di tiga titik.


Kuil Enoshima

 

Samuel Cocking Garden dan Sea Candle

Ini adalah sebuah taman yang dulunya dimiliki oleh seorang pedagang dari Inggris bernama Samuel Cocking. Di dalam taman ini kita bisa melihat beberapa area internasional yang menjadi sister citynya Enoshima dalam bentuk monumen. Kalau kita lanjut jalan lagi, kita akan menemukan lighthouse atau mercusuar yang merupakan titik tertinggi di pulau ini. Kita bisa naik ke dek observasinya, lho! Dari dek ini kita bisa melihat Gunung Fuji di sisi barat saat cuacanya cerah. Untuk masuk ke Samuel Cocking Garden kita harus merogoh kocek sebesar 200 yen, sedangkan untuk masuk lighthousenya membutuhkan 500 yen. Tapi, kalau kita beli Enopass kita bisa masuk ke sini secara gratis.


Sea Candle

 

Gua Iwaya

Gua Iwaya terletak di sisi selatan dari Pulau Enoshima. Gua ini terbentuk dari aktivitas erosi pasang-surut air laut, yang konon katanya menurut urban legend yang berkembang merupakan tempat mengurung seekor naga. Ketika masuk ke gua ini hawanya dingin, bahkan saat musim panas sekalipun. Setelah jalan beberapa saat, kita akan menemukan percabangan di dalam gua ini. Di satu cabang, kita akan menemukan peninggalan Kuil Enoshima sebelum dipindahkan. Selain itu ada sebuah lubang yang dipercaya ujungnya berada di kaki Gunung Fuji. Nah, di cabang gua yang satunya, kita bisa melihat lokasi naga yang dikurung. Untuk mendukung urban legend yang ada, di dalem guanya ini ada patung naganya segala, lho! Selain itu, efek kabut yang diberikan di sini menambah aura mistis. Biaya yang diperlukan untuk masuk ke gua ini adalah 500 yen, namu kita bisa masuk ke sini secara gratis dengan Enopass.


Penampakan naga di Gua Iwaya

 

Pantai

Pantai di Enoshima ada dua tipe, yang pertama pantai berbatu dan tebing yang ada di bagian selatan pulau ini. DI sini banyak banget orang yang mancing, lokasinya di dekat Gua Iwaya. Sedangkan di bagian utara pulau ini sih dipagerin ya karena untuk jembatan kan. Tapi di pulau utamanya, sebelum kita menyeberang jembatan menuju Pulau Enoshima, ada pantai berpasir yang panjaaaaaaaaaang banget. Kita bisa melihat banyak orang berjemur atau melakukan olahraga air.


Pantai di sekitar Enoshima

 

Enoshima Aquarium

Sebenernya Enoshima Aquarium ini nggak di dalam Pulau Enoshimanya sih, tapi di pulau utamanya. Tiket masuknya ya lumayan sih, 2500 yen. Tapi kita bisa dapet potongan 10% dengan menunjukkan Enopass. Isinya sih ya tipikal akuarium-akuarium lainnya lah, yang lain daripada akuarium lain yaitu ada bagian yang menjelaskan tentang perkembangan shirasu dari telur sampai ukuran besar-besar yang jadi ikon di Enoshima ini.


Dolphin show di Enoshima Aquarium

 

Yak, sekian dulu blogpost kali ini. Nantikan blogpost-blogpost selanjutnya!

Comments